Senin, Februari 16, 2009

Sepedahan...kebiasaan lama yang mengasyikkan













kring kring kring ada sepeda...
sepedaku roda dua...
kudapat dari ayah...
karena rajin sekolah...

lagu anak yang cukup populer ketika aku masih kecil, seakan mengingatkanku ke masa lalu. yups...ketika kendaraan bermotor belum berjubel seperti sekarang, sepeda merupakan alat transportasi yang murah dan menyehatkan. dulu ketika aku masih sekolah baik smp maupun sma sepedahlah yang senantiasa menemaniku ketika aku berangkat dan pulang. dan ditempat parkir pun sepeda yang dominan, namun sekarang kondisinya terbalik, tempat parkir penuh dengan motor.
di saat isu global warming mulai menghantui kehidupan makhluk di bumi ini banyak yang mulai sadar akan dampak negatif dari kendaraan bermotor. sebagian orang pun mulai kembali naik sepeda baik untuk ke tempat kerja atau lebih dikenal bike to work, olah raga, atau hanya sekedar gaya-gayaan/gengsi ikut tren yang mulai ngetren (aku termasuk ini kali....hehehe) di kalangan masyarakat khususnya di perkotaan. sehingga bermunculanlah club-club sepeda, termasuk di lingkungan perusahaanku yaitu TCC (Telkom Cycling Club).
berawal dari info kegiatan rutin yang diadakan TCC di madiun dan kebetulan pas pulang kampung aku mencoba bergabung dalam kegiatan tersebut. berbekal sepeda lawas 'federal' pinjam kangmas yang di madiun aku nekat ikut nggenjot ke kresek terus ke grape. hhhmmmm...kenangan pertama bersepeda naik gunung yang mengesankan, masuk hutan, sungai, menuntun sepeda karena tidak kuat, dsb.
bersepeda apalagi beramai-ramai sungguh mengasyikkan, selain berolahraga juga refreshing, bersenda gurau dsb.

Jumat, Februari 13, 2009

indonesia raya

G45, milis, telkom flexi, 3 kata yang tiap hari muncul dalm jumlah ratusan dalm hp cdma ku merk nokia type 1508 seharga 780 ribu,
mahal untuk ukuranku PNS IIIa dengan gaji sebulan tidak lebih dari 2 juta, dengan seorang istri 3 orang anak yang dua masih nyedot ASK alias air susu kaleng yang harganya telah beberapa kali naik,
tapi.... harga itu tidak ada artinya dibanding kebahagiaan, rasa senang yang dapt aku rasakan, ditengah dilema kejiwaan antara kebutuhan hidup, tugas dan kewajiban serta jeritan hati nurani...
tombo stes label yang sempat aku sematkan pada milis G45, memang kenyataannya di situ merupakan rumah sakit jiwa, pengobatan atas keletihan rohani karena dilema hidup ini,
manakal kembali pada tugas yang aku kerjakan, disitu berkutat dengan semua warna dunia saat ini, penuh kepalsuan, pura-pura, topeng, dan apalgi namanya pokok sejenis lawan kata, dimana dibilang tidak ada kenyataannya ada, dibilang bersih nyatanya penuh dengan daki, dibilang bermoral nyatanya jauh dari moral kemanusiaan.

jangan bingung ini celoteh orang sakit jiwa...orang sakit jiwa bebas, bebas ngomong, bebas ngomel bebas tidak berpakaian bahkan bebas hukum, jadi orang yang karena sesuatu hal bebas hukum dapat disamakan dia sakit jiwa.

dari milis G45 aku temukan pencerahan, meski lewat sentilan yang di urai dengan senda gurau ternyata ada Tombo Ati, dimana aku menjadi tenang, bisa ketawa dan nyengir, dapat temukan prinsip hidup...dan hal-hal positif menurut ukuranku.

disuatu kantor yang menjadikan maju tidaknya negara, ambruk tidaknya negara satu generasi mendatang.....menurut gambaran orang sakit jiwa seperti aku ini, yang seharusnya menjadi harapan kita ternyata.......
st..st..st... ada wartawan....

potongan, pengaturan, pemal..jingan...hehehehe, intimidasi, yang seharusnya mudah dibikin sulit, dan semua yang berkonotasi negatif...(pancen negatif)

mengapa judul banyolanku ini indonesia raya?
hanya satu kantor, dari satudaerah yang nota bene masyarakatnya dah kritis masih bisa dibohongi apalagi daerah lain, maaf yang tertinggal, dan itu terjadi hampir di seluruh kantor di daerah dan hampir di seluruh indonesia.....
(gak percoyo takok o bendol)

dan yang membuat aku sakit jiwa aku merupakan aktor yang menjadi bagian dari lakon konyol itu......meski peran pembantu atau sebatas cameo (salah po bener tulisane?)

apakah kamu tidak sakit jiwa bila menjadi aku?
pada awalnya berjalan dengan baik, demi hal-hal mulia, untuk orang-orang yang benar-benar membutuhkan... hingga aku dengan guyonan berusaha menghitung pahal yang akan aku terima dari Tuhanku karena aku telah berusaha mengakomodasi dan menjembatani kebutuhan dan kepentingan kaum terpinggirkan, orang-orang sangat mebutuhkan, untuk kemajuan, untuk...untuk hal-hal yang mulia...

diamput.... ternyata. pada tingkat pelaksanaannya, hanya mempertebal topeng, bedak dan ginju sehingga benar-benar indah namun wajah asli hilang tak karuan.....

semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahanku....
(bersambung)
G45 kediri yang lagi sakit jiwa

Kamis, Februari 12, 2009

memahami "perang" dalam benak anak


Suatu siang, saat itu aku sedang menyaksikan acara berita di pesawat televisi. Saat itu sedang ramai-ramainya pemberitaan agresi militer Israel ke Palestina. Sudah lebih dari 600 orang mati akibat serangan biadab itu. Hampir semua stasiun televisi gencar menyiarkan berita itu, segencar Israel terus menggempur Palestina.

Sambil tiduran di depan televisi, tiba tiba anakku yang berusia 4 tahun menyelutuk.
"Ayah, Israel itu nakal ya", ujar Faiq tanpa kuduga.
“Itu banyak yang mati ditembak, anak-anak juga mati” sambungnya.

Memang, gambar yang keluar adalah anak-anak yang sudah menjadi mayat digotong, puing-puing bangunan yang berserakan, porak poranda.

Aku diam tak segera menyahut apa yang dilontarkan anak sulungku itu. Dalam hati, dari mana anak ini bisa berkomentar tentang konflik puluhan tahun yang hingga kini tak ada penyelesainnya.

“Ya….” jawabku menunggu komenter apa yang bakal meluncur.
“Israel itu nakal, jahat…” sambungnya.

Aku hanya berpikir, mungkin pemberitaan yang sedang ramai itu, direkam dalam otaknya. Atau istriku memberi pengertian tentang apa yang sedang terjadi di jalur Gaza itu.

Dalam hatiku, bagaimana dalam seusia itu, bisa memahami makna nakal atau jahat. Ataukah ia hanya memaknai nakal dan jahat seperti makna saat teman-temannya memukul dirinya, merobek kertas miliknya, atau merebut makanan ringan miliknya…..

“Kenapa sih yah, anak-anak itu mati ditembak?” tanya Faiq.
“Itu namanya perang” jawabku singkat.

Lalu dengan berusaha memahami pola pikir seusianya, aku mencoba memberi pengertian tentang apa itu perang, Israel dan Palestina dan Gaza. Walaupun aku yakin ia tidak akan mengerti seperti yang kuharapkan.

Sejenak aku sadar, memberi pengertian kepada anak-anak tidak bisa disamakan dengan memberi pengertian kepada orang dewasa. Paling tidak kita harus memehami pola piker, cara berpikir mereka.

Hmmm… mungkin inilah tugas berat yang kadang tidak disadari oleh kita para orang tua. Memahami pola pikir dan cara berpikir mereka. Dan jika saja hal ini tidak disadari saat kita mendidik anak, mungkin anak-anak kita nanti akan lebih jahat dari pada kita, lebih bengal dari pada kita, lebih tersesat dari pada kita.

Mungkin ini sekelumit renungan yang perlu disadari sedini mungkin.

Renungan ringan dari cirebon.

latah tapi jangan dibalik

Selain lembaga pemerintahan, kebiasaan singkat menyingkat juga berlaku untuk tag line suatu daerah. Solo Berseri, Jogja Berhati Nyaman, Temanggung Bersenyum, Cilacap Bercahaya,
semuanya adalah singkatan. Juga untuk menyebut suatu kawasan, yang katanya akan menjadi suatu kawasan yang unggul dan berkembang. Bermula dari Jabotabek, eh sekarang Jabodetabek.
Muncul pula Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya , Sidoarjo, Lamongan), Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen), Pawonsari Bakulrejo (Pacitan Wonogiri Wonosari, Bantul, Kulon Progo, Purworejo), atau Joglosemar (Jogja Solo Semarang).

Beruntung tidak ada yang membalik urutannya menjadi Semarang Solo Yogya, disingkat menjadi Semar Loyo.Mungkin di masa mendatang akan muncul juga Dibalang Sendal (Purwodadi, Batang, Pemalang, Semarang , Kendal), atau Kasur Bosok (Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Solo, Klaten).

Asal jangan Susu Mbokde (Surakarta , Sukoharjo, Mboyolali, Kartasura, Delanggu) atau Tanteku Montok (Panjatan, Tegalan, Kulwaru, Temon, Toyan, Kokap).

Anak-anak muda Jogja tidak kalah kreatifnya untuk ikut-ikutan menyingkat nama tempat.. Sebut saja Amplas untuk Ambarukmo Plaza , atau Jakal (Jalan Kaliurang), Jamal (Jalan Magelang). Kalau sampeyan sekolah di SMA 6, bisa nyombong kalau sampeyan sekolah di Depazter alias Depan Pasar Terban.

Bahkan, dari pusat kota Jogja, sangat mudah untuk mencapai Paris(Parangtritis) , atau Pakistan (Pasar Kidul Stasiun alias Sarkem), bahkan Banglades (Bangjo Lapangan Denggung Sleman).

Sampeyan seorang yang enthengan, ringan tangan, suka membantu, ndak pernah menolak untuk dimintai tolong? Berarti sampeyan layak menyandang nama Willem Ortano, alias Dijawil Gelem Ora Tau Nolak.
Atau kalau sampeyan pinter omong, jualan obat, meyakinkan orang dengan omongan sampeyan yang nggak karuan bener salahnya, maka jangan marah kalau sampeyan dipanggil sebagai Toni Boster, alias Waton Muni Ndobose Banter.
(dari berbagai sumber) oleh gas cirebon

Jumat, Februari 06, 2009

Panen duren tlah tiba...







...
alhamdulillah wasyukurillah
bersyukur pada Mu ya Allah
indah dalam kebersamaan
hilanglah sebuah perbedaan
...

potongan syair lagu OPICK di atas rasanya pas sekali untuk menggambarkan persaudaraan kami sesama anggota GAS'92 SMAGER saat ini.setelah sekian lama lebih dari 2 windu kami berpencar bercerai berai tiada kabar beritanya. kini dengan semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi dan informasi seakan telah menjadi penyambung dan perekat kembali rasa persaudaraan seakan kita berkumpul kembali seperti ketika kita masih lucu dan imut berbaju putih abu-abu (...tapi sekarang kayaknya tambah luuuucuu dan imuuuut deh...). setiap kali ada anggota GAS'92 yang mudik dapat dengan mudah terdeteksi, demikian juga ketika liburan sekolah beberapa waktu yang lalu beberapa anggota GAS'92 ada yang mudik. tentunya saja kesempatan ini tidak disia-siakan untuk bertemu dan silaturrahim.
liburan bertepatan dengan musim duren dan kebetulan ada undangan dari anggota GAS'92 yang punya kebun duren di lereng gunung wilis. jadilah hari ahad 25 januari 2009 kami berkumpul di rumah ET. hhhmmmm...begitu kami masuk rumah bau khas duren langsung menusuk ke hidung dari setumpuk duren yang sudah disiapkan.
setelah waktunya tiba untuk menikmati duren tanpa basa basi langsung saja diserbu...
hhhmmmm...nimatnya makan duren sambil berkumpul dengan teman lama
terimakasih pak ET sekeluarga atas undangan makan durenya, jazakumullah khoiron...

mbahyo