Minggu, Desember 28, 2008
mimpi si pemalas
mimpi si pemalas, adalah cerpen kedua dalam buku nyanyian pipit. selanjutnya, akan saya posting beberapa cerita pendek lain yang pernah diterbitkan. semoga bermanfaat
MIMPI SI PEMALAS
"Vira, ayo bangun Nak! Hari sudah siang. Ayo segera shalat Subuh! Tuh, ayam jantan udah berkokok. Masak kalah ama ayam!" Teriak Ibu membangunkan Vira. Yang dibangunin masih enak-enakan tidur sambil sesekali menarik selimut menutupi tubuhnya yang kedinginan. "Vira, ayo bangun Nak! Kalo nggak bangun, nanti telingamu dikencingi Setan lho!" suara Ibu semakin keras terdengar. Vira masih ogah-ogahan. Bahkan menutupi wajahnya dengan selimut. "Vira, bangun Nak!" Teriak Ibu jengkel. Ditariknya selimut Vira. "Ehmmmm, masih dingin, Bu! Vira malas!" jawab Vira seenaknya. "Ayo bangun! Apa mau Ibu siram pakai air!" Ancam Ibu sambil menarik tangan Vira. Kali ini Vira tak dapat mengelak. Dia paling takut bila disiram air, apalagi udara pagi sangat dingin mencekam. Mau tak mau akhirnya dia bangun juga. Disibaknya selimut dengan rasa malas. Lalu pergi ke kamar mandi, menggosok gigi, berwudhu, dan shalat subuh.
Selesai shalat Subuh, Vira kembali lagi ke kamar dan menghempaskan tubuhnya di bawah selimut. "Alangkah enaknya bila tidur lagi!" bisik hatinya menggoda. "Uuuuuuh, rasanya masih mengantuk. Biar aja Ibu marah-marah. Toh aku gak akan mendengar teriakannya, bila sudah tertidur!" bisik hatinya lagi. "Tapi, hei…bukankah aku mesti sekolah hari ini? Nanti kalau ayah udah pulang dari luar kota, pasti akan marah-marah bila tahu aku membolos gara-gara ketiduran!" berontak hatinya yang lain. "Ah, itu urusan nanti. Yang penting sekarang enakan tidur! Sekali-kali membolos gak masalah!" goda hatinya lagi. Akhirnya dia pun tertidur pulas. Beberapa kali suara Ibunya yang berusaha membangunkannya masih terdengar, namun lambat laun samar-samar dan bahkan tak terdengar sama sekali di telinga Vira.
Melihat kelakuan Vira, Ibunya tak mampu berbuat apa-apa lagi. Berulang-kali dia telah berusaha membangunkan dan menasehati putrinya itu, namun tak dihiraukan sama sekali. Dia pun sudah bosan melihat kemalasan Vira. Akhirnya dibiarkannya Vira tertidur.
Vira semakin pulas tertidur. Di bawah selimut tebalnya, dia merasa sangat nyaman dan hangat. Namun tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah suara yang tertawa mengejeknya. "Hi…hi…hi…hi…!Vira, bangun! Hi…hi…hi…hi! Apa kamu tidak malu pada kami. Lihatlah kami saja sudah bangun dan mencari rezeki. Orang yang bangun siang itu susah rezekinya." Vira pun membuka mata dan mencari sumber suara. Ternyata semut-semut kecil telah berbaris rapi di meja belajarnya sambil berbondong-bondong mengangkut potongan-potongan roti jatah sarapannya pagi itu. Ibunya sengaja meletakkan roti itu di atas meja belajarnya. Sesaat Vira terhenyak melihat semut-semut itu. Ingin rasanya dia marah dan membunuh semut-semut yang telah menghabiskan rotinya. Namun selimut tebalnya seakan-akan mengikat erat kaki dan tangannya hingga dia tak mampu bergerak. Akhirnya dia pun terkulai dan tertidur lagi.
Beberapa saat kemudian Vira dikejutkan lagi oleh sebuah suara. "Vira, bangun! Vira Bangun! Apa yang kamu dapat dari tidurmu. Apa kamu sudah bosan ke sekolah dan belajar menuntut ilmu. Apa dengan tidurmu itu, kamu bisa mendapatkan rumah mewah seperti yang kami punya. Lihatlah, sepagi ini saja kami sudah bangun dan membuat rumah yang indah untuk anak-anak kami!" kata suara itu terngiang-ngiang di telinga Vira. Vira pun membuka matanya dan mencari sumber suara. Ternyata suara itu milik burung-burung yang sedang bertengger di atas pohon di samping jendela kamarnya. Dilihatnya burung-burung itu sedang tertawa-tawa mengejeknya sambil sesekali menunjukkan rumah barunya yang indah. Diamatinya sekali lagi rumah burung-burung itu. Ternyata burung-burung itu telah membangun rumah dari seragam sekolahnya. "Hei, Burung sialan! Kembalikan seragamku!" Teriak Vira geram. "Bukankah kamu sudah malas pergi ke sekolah dan tak memerlukan lagi seragammu?" jawab burung sambil tersenyum sinis. "Kembalikan seragamku. Kalau tidak kubunuh kalian!" teriak Vira sambil beranjak bangun dari tempat tidur. Namun lagi-lagi selimut tebalnya terasa mengikat dan menjerat kakinya erat-erat. Vira kembali terkulai lemas dan akhirnya tertidur lagi.
Sesaat kemudian, Vira dikejutkan lagi oleh sebuah suara. "Vira, bangun! Vira, bangun! Ayo kita bermain-main dan bersenang-senang. Bukankah kamu suka bermain bersama kami?" teriak suara itu. Vira pun membuka mata. Dilihatnya banyak tikus di bawah kolong tempat tidurnya. Tikus-tikus itu saling berkejaran sambil menggigit-gigit sepatu sekolah Vira dan mencabik-cabik buku-buku pelajarannya. "Ha..ha..ha..ha..ha!" Tikus-tikus itu tertawa sambil sesekali menarik-narik selimut di ujung kaki Vira. Vira menjerit-jerit ketakutan, namun tak seorang pun mendengar jeritannya. "Tolong! Toloooooooooong! Pergi kamu Tikus sialan. Kembalikan buku-buku dan sepatuku!" Teriak Vira sekuatnya. Tikus-tikus itu tidak jua pergi, bahkan mengerubuti Vira, seakan-akan ingin mengajaknya bermain. Vira semakin ketakutan. Dia berusaha bangkit, namun tubuhnya terasa berat. Selimut tebal yang menutupi tubuhnya semakin melilit kencang. Dia pun kembali terkulai lemas dan pingsan tak berdaya.
Vira masih tak sadarkan diri. Tiba-tiba terjadi hentakan keras seolah-olah gempa bumi. Kamar tidur pun terasa bergoyang-goyang. Vira terbangun kaget. Dia berusaha membuka mata lebar-lebar, namun kedua matanya terasa berat dan lengket. Dirasakannya ranjang tidur pun turut bergerak-gerak, bahkan bergeser dari tempatnya semula. "Apa yang telah terjadi? Kenapa ranjang ini bergerak sendiri?" tanyanya dalam hati. Vira menjadi takut. Ingin rasanya dia bangkit dan turun dari ranjang serta berlari sekuat tenaga. Namun dia pun tak berdaya, seakan-akan memang tubuhnya telah melekat kuat di atas kasur ranjangnya.
Vira terus berusaha bangkit, namun semua hanya sia-sia. Ranjang tidurnya terus bergeser, bahkan berjalan sendiri hingga keluar kamar dan melewati ruang tamu. Dilihatnya Ibunya sedang duduk di ruang tamu sambil menyulam baju. "Ibu, tolooong!" Teriak Vira sekuat tenaga. Namun Ibunya tak mendengar teriakan Vira. Dia masih saja asyik dengan sulamannya. "Ibu, tolooong Vira! Maafkan Vira, Bu!" Teriak Vira berkali-kali, hingga suaranya habis. Tenggorokannya terasa kering, namun Ibunya tetap saja tak bergerak untuk menolongnya. Ranjang tidur terus bergerak dan membawa Vira keluar rumah, hingga melewati jalan raya. Orang-orang pun memandang Vira keheranan. Sebagian mereka terbengong-bengong, dan sebagian yang lain tertawa-tawa mengejek. Vira sangat malu dengan mereka. Dia berusaha bangkit, namun tetap saja tidak berdaya. Ranjang tidur terus berjalan dan membawanya berkeliling kota. Kemudian saat melewati sekolah Vira, Ranjang tidur itu berhenti sejenak. Melihat kejadian aneh itu, para guru dan teman-teman sekolah Vira keluar dari kelas. Mereka melihat Vira yang sedang tergolek di ranjang tidur dengan selimut tebal dan baju serta rambut yang acak-acakan. "Ha…ha…ha…ha…ada ranjang tidur berjalan!" teriak teman-teman Vira sambil tertawa mengejek. "Lihatlah, anak-anak! Inilah contoh anak yang pemalas dan tidak mau bangun pagi! Ranjang tidurnya yang akan mengantarkannya ke sekolah! Karena itu jangan malas bangun pagi!" kata salah seorang guru. Mendengar kata-kata guru tersebut, Vira menangis karena malu. Dia ingin bangkit dari ranjang tidurnya dan mengakui kesalahannya. Namun lagi-lagi dia tak berdaya. Ranjang tidurnya kembali berjalan dan bahkan membawanya sampai ke sebuah hutan yang penuh dengan semak belukar. Ranjang terus berjalan tanpa perduli dan menabrak pohon-pohon lebat yang ada di depannya, bahkan semakin kencang dan kencang. Vira berteriak-teriak ketakutan. "Duuuuug…broooog, dum..dum!" Akhirnya Vira jatuh terlempar.
Kali ini Vira benar-benar terbangun dari tidurnya. Dia telah jatuh dari ranjang tidurnya. "Aduuuuuuuuuuh….!" Ucapnya kesakitan. Ibunya yang mendengar suara benda terjatuh segera menghampirinya. "Hu…hu…hu!" Tangis Vira dalam pelukan Ibunya. "Sudah…sudah! Ayo lekas bangun, mandi dan berbenah! Sekarang sudah jam 6.30. Nanti terlambat ke sekolah!" Kata Ibu menenangkan. "Tadi Vira mimpi yang sangat mengerikan. Hu…hu…hu…!" Tangis Vira semakin keras. "Makanya jangan suka tidur lagi sehabis shalat Subuh. Tidak baik bagi kesehatan!" Kata Ibu kembali menasehati. "Maafkan Vira, Bu! Selama ini Vira sudah tak menghiraukan nasehat Ibu untuk bangun lebih awal. Pokoknya mulai besok Vira nggak akan bangun siang lagi. Sehabis Subuh, Vira akan belajar lagi dan membantu Ibu!" Kata Vira berjanji. "Syukurlah, kalau begitu! Ibu senang mendengar semangatmu! Semoga kamu bisa melaksanakannya." Kata Ibu sambil tersenyum.
Hari-hari berikutnya Vira benar-benar telah mengubah kebiasaannya. Dia tak lagi malas dan ogah-ogahan bangun pagi. Melihat perubahan itu, ayah dan ibunya pun semakin sayang padanya.
diposting oleh anggota gas cirebon
Selasa, Desember 23, 2008
nyanyian pipit
pengantar:
berikut adalah cerita pendek yang ditulis oleh istri saya, nur saadah. cerpen ini ditulis saat aku dan istriku sedang menunggu kelahiran anak pertama, itu 4 tahun yang lalu. cerpen ini pernah diterbitkan oleh kalami indonesia. kabarnya pernah dicetak ulang. semoga bermanfaat.
NYANYIAN PIPIT
Cit…cit…cit, segerombol burung pipit bertengger di atas pohon. Lalu berlompat dari satu dahan ke dahan yang lain. Kicauan burung-burung itu menambah pagi yang cerah menjadi semakin sejuk. Seperti biasa, Aqila selalu terbangun saat mendengar nyanyian burung-burung itu, seolah memang Allah telah menciptakannya untuk membangunkan Aqila dari tidur lelapnya.
"Segala puji bagi-Mu, Ya Allah! Engkau telah membangunkanku kembali setelah menidurkanku. Engkaulah tempat kembali segala sesuatu," ucap Aqila lirih seraya terduduk di sisi tempat tidur. Dia pun segera membereskan tempat tidur, menata bantal dan guling serta melipat selimutnya. Kemudian beranjak ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan berwudhu. Setelah itu, Aqila menuju mushalla dan salat Subuh berjamaah dengan ayah dan bundanya.
Usai salat Subuh, seperti biasa Aqila selalu belajar mengaji kepada ayahnya. Sehabis mengaji barulah dia membantu bundanya menyiapkan sarapan pagi. Selesai sarapan, dia pun mandi dan berkemas-kemas untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa dia pun berpamitan dan mengucap salam kepada ayah dan bundanya saat hendak berangkat ke sekolah. "Pagi yang sangat indah!" bisik hatinya.
Sambil berlari-lari kecil, Aqila menuju ke sekolah. Dilihatnya burung-burung pipit masih bertengger di atas pohon sambil sesekali berlompatan kesana-kemari. Burung-burung itu seolah mengikuti langkah kecil Aqila menuju sekolah. Sesampai di sekolah sudah banyak teman-teman Aqila yang berdatangan. Mereka saling bercanda dan tertawa dengan riang. Salah seorang di antara mereka adalah teman akrab Aqila. Namanya Atika. "Hai, Qila! Baru datang ya. Kemarilah, aku punya sesuatu untukmu," teriak Atika sambil menunjukkan sebuah bungkusan. Iya Qila, kemarilah!" teriak teman-teman yang lain. "Apa itu?" Tanya Aqila terpana sambil menghampiri Atika. "Suatu kejutan untukmu!" jawab Atika masih merahasikan. "Apa ini? Boleh kubuka?" kata Aqila tak sabar. "Bukalah, tapi jangan terkejut!" Jawaban Atika semakin membuat Aqila penasaran. Dibukanya bungkusan itu dengan hati-hati. Debar di dada kian tak menentu. Apa gerangan yang diberikan Atika untuknya. "Hai, apa ini Tika?" Aqila semakin terpesona. Dilihatnya isi bungkusan itu dengan mata berbinar. Sekotak pensil warna yang sangat bagus. "Itu hadiah dari teman-teman untukmu! Selamat ya, kata pak guru, kamu terpilih untuk mewakili sekolah dalam lomba lukis nasional," jawab Atika gembira. "Benarkah?" Tanya Aqila tak percaya. "Benar, kan teman-teman?" Tanya Atika pada teman-teman yang lain. "Iya, Hidup Aqila…Hidup Aqila!" Teriak teman-teman membuat Aqila percaya. "Kalau memang benar, terimakasih atas dukungan kalian semua. Doakan Aqila ya!" Kata Aqila kemudian. "Horeeeeeeeeee, Hidup Aqila! Kami sangat mendukungmu!" jawab Atika disertai teriakan teman-teman. Seiring dengan teriakan-teriakan gembira mereka, bel sekolah pun berbunyi. Mereka pun segera memasuki kelas dengan tertib.
Hari itu Aqila sangat gembira. Dia pun mengikuti pelajaran dengan semangat. Semua pelajaran yang disampaikan oleh para guru telah meresap dan masuk di otaknya. Pelajaran-pelajaran itu seolah telah begitu melekat bagaikan ukiran di atas batu yang takkan terhapus oleh waktu.
Pulang sekolah, dia pun segera menuju rumah dengan gembira sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Dilihatnya burung-burung pipit masih berlompat-lompatan dari satu pohon ke pohon lain yang berada di sepanjang jalan. Burung-burung itu seolah turut gembira. "Ayolah kita bernyanyi pipit! Hari ini aku sedang gembira. Pak Guru dan teman-teman telah mendukungku untuk mengikuti lomba lukis nasional. Betapa besarnya karunia Allah padaku! Tentu ayah dan bunda akan senang dan gembira mendengar kabar ini," teriak hati Aqila riang.
Sesampai di rumah, Aqila sudah tak sabar menyampaikan berita gembira itu kepada bundanya. "Assalamualaikum. Bunda…Bunda…Bunda…! Aqila udah pulang," teriakan Aqila membuat bundanya terkejut. "Waalaikumumussalam! Gimana di sekolah hari ini, Qila!" Tanya bunda. "Wah, yang pasti oke dong Bunda. Hari ini Qila dapat nilai sepuluh untuk pelajaran matematika. Trus…ada lagi kejutan buat Bunda. Tadi Pak Guru mengumumkan kalau Qila terpilih mewakili sekolah untuk mengikuti lomba lukis nasional. Teman-teman memberi hadiah sekotak pensil warna untuk Qila," kata Qila berapi-api penuh semangat.
"Syukur alhamdulillah…Sayang! Anak bunda memang oke. Bunda sangat bahagia mendengarnya. Pasti ayahmu nanti juga akan gembira mendengarnya. Sekarang ganti baju, dan segera makan ya!" kata bunda kemudian.
Aqila segera pergi ke kamar, menyimpan tas sekolahnya, dan ganti baju. Setelah itu, dia pun menuju meja makan dan menyantap masakan bunda dengan lahapnya.
Sore hari, saat ayahnya pulang kerja, Aqila telah menunggu di halaman rumah. "Assalamualaikum, Sayang!" sapa ayah ketika dilihatnya Aqila sedang menghampirinya. "Waalaikumussalam!" jawab Aqila tersenyum. "Ada apa nih, sepertinya anak ayah sedang menyimpan sesuatu," tanya Ayah sambil merangkul Aqila penuh sayang. "Emmm, ada kejutan untuk Ayah. Qila telah terpilih mewakili sekolah untuk mengikuti lomba lukis nasional," kata Aqila penuh semangat. "He…he, benarkah? Anak ayah memang hebat. Kapan itu Sayang?" kata Ayah bahagia. "Emm, dua minggu lagi, Yah! Nanti Ayah dan Bunda bisa mengantar Qila kan?" rajuk Qila manja. "Tentu dong, Sayang!" jawab Ayah membesarkan hati Qila.
Qila tak mampu lagi membendung kebahagiaannya. Hari itu terasa cepat dilaluinya. Matahari hampir saja terbenam. Senja pun begitu indah baginya. Dilihatnya pepohonan dari balik jendela kamar, dan burung-burung pipit pun tak kelihatan lagi, meskipun kicauannya masih samar terdengar. Rasanya lengkap sudah karunia yang telah Allah berikan padanya hari itu. Dia pun mengucap syukur alhamdulillah atas semuanya.
Dua minggu kemudian, saat perlombaan lukis tiba. Aqila telah bersiap-siap hendak berangkat. Peralatan melukis pun telah dipersiapkannya. Tekadnya untuk membuat lukisan yang indah dan mengharumkan nama sekolahnya telah bulat. Pagi itu dia pergi ke tempat perlombaan dengan di antar ayah, bunda dan pak guru serta doa dari teman-temannya.
Selama ini hanya satu yang membuat Aqila terkesan, ialah burung-burung pipit yang bertengger di atas pohon dan nyanyian-nyanyian burung itu yang selalu membangunkan tidurnya di pagi hari. Karena itu, dalam perlombaan nanti, dia ingin melukis burung-burung pipit yang bertengger di atas pohon dengan begitu indah.
Tetapi malang tak dapat ditolak. Manusia berencana namun Allah jualah yang menentukan. Pagi itu, saat hendak berangkat ke tempat perlombaan, mobil yang dikendarai Aqila mendapat musibah. Sebuah bus dengan kecepatan tinggi telah menabraknya dari arah yang berlawanan. Aqila pingsan tak sadarkan diri. Adapun ayah dan bundanya serta pak guru mengalami luka ringan. Begitu pula dengan beberapa penumpang bus. Mereka pun segera dilarikan ke rumah sakit. Syukurlah kecelakaan itu tidak menelan korban jiwa.
Setelah sadar dari pingsannya, Aqila menangis. Dia baru teringat, bahwa dia telah gagal mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba lukis. Dia pun telah gagal mewujudkan impiannya untuk mempersembahkan lukisan tentang burung-burung pipit yang disukainya itu. Aqila terus menangis, meskipun ayah, bunda dan pak guru telah menghiburnya. Begitu pula teman-teman yang menjenguknya. "Sudahlah Qila Sayang! Jangan menangis. Kita harus bersyukur, karena Allah masih menyelamatkan kita dari musibah kecelakaan itu. Lihatlah Pak Guru dan teman-teman juga masih menyayangimu. Besok kalau ada kesempatan lomba lagi, Qila pasti bisa ikut. Sudah ya, Sayang! Jangan menangis lagi!" Kata Bunda memberinya nasehat."Iya, Qila. Kami akan selalu menyayangi dan mendukungmu!" Kata Pak Guru sambil tersenyum. Mendengar semua itu, hati Qila agak tenang.
Hari demi hari berlalu, Aqila telah kembali masuk sekolah. Namun jika teringat dengan perlombaan lukis yang gagal diikutinya itu, dia pun menjadi murung dan lebih suka mengasingkan diri. Perasaan bersalah masih menghantuinya. Bila telah berada di rumah, dia hanya duduk termenung sambil memandang keluar melalui jendela kamar. Terkadang dia duduk di bangku panjang yang berada di bawah pohon sambil melukis burung-burung pipit yang saling berlompatan di antara dahan-dahan pohon.
Ketika bunda melihat Aqila masih saja bersedih, Bunda pun menghampirinya. Dilihatnya putri kesayangannya itu sedang melukis burung-burung pipit. "Lagi melukis burung pipit ya Sayang!" Tanya bunda penuh perhatian sambil membelai rambut putrinya. Aqila hanya diam tak menjawab. "Lho, kok diam sih. Kalau Bunda tanya, dijawab dong!" kata bunda lagi. "Iya, Bunda. Qila sedang melukis burung-burung pipit. Dulu Qila ingin ikutkan lukisan ini ke perlombaan, tapi…hu..hu..hu…!" tangis Qila tak terbendung lagi. Bunda memeluk Qila dengan penuh sayang. "Sudah Sayang! Jangan menangis dan bersedih lagi! Besok kalau ada lomba lagi, kita ikutkan lukisan ini ya Sayang. Pasti dapat juara. Sudah…sudah! Anak yang baik dan pintar gak akan menangis dan berputus asa. Lihat burung-burung pipit itu, Sayang! Meskipun mereka kecil dan umurnya pendek, tapi mereka selalu bernyanyi dan berkicau riang. Na…na…lihat itu Sayang! Burung-burung itu masih saja terbang dengan riang. Sedangkan kita manusia, Allah telah memberi kita umur yang panjang, tetapi kenapa kita selalu bersedih dan putus asa. Masak kita kalah dengan burung-burung pipit?" kata bunda dengan penuh kesabaran.
Aqila mulai mengerti apa yang dikatakan bundanya. "Iya…ya, Bunda!" kata Qila kemudian seraya menghapus air matanya. "Burung-burung saja pandai bersyukur, kenapa kita tidak ya, Bunda! Maafkan Qila ya, Bunda! Mulai besok Qila tidak akan bersedih dan putus asa lagi," lanjut Qila menyadari kesalahannya. "Nah, gitu dong, anak Bunda! Kita harus mensyukuri karunia yang telah Allah berikan apapun itu," jawab bunda sambil tersenyum.
Sejak peristiwa itu, Aqila tidak pernah lagi bersedih dan berputus asa. Nyanyian burung-burung pipit itu membuatnya sadar bahwa Allah telah memberinya banyak karunia dan anugerah. Beberapa bulan kemudian, saat diadakan perlombaan lukis lagi, Aqila mengikutinya dan melukis burung-burung pipit kesukaannya. Dia pun dapat meraih juara dan mengharumkan nama baik sekolahnya. Itu semua membuat Aqila semakin bersyukur dan mencintai lingkungan hidup.
diposting oleh anggota gas cirebon
Minggu, Desember 14, 2008
WHeRE arE YOU GAS foNDATIOn
SAYANG KAMU DIMANAAA? SAMA SIAAPAAA? NGAPAAIIIIN? Sebuah kalimat yg begitu mengelitik... sering kita jumpai di pinggir2 jalan, tak jarang kalimat itu muncul di milis G45,
kalimat iklan menggelitik tersebut sama menggelitiknya dengan apa yang kita rasakan tentang keberadaan G45 Fondation yg beberapa waktu lalu kita dengungkan pasca Reuni Aku lego pethuk kowe (bukan Kowe 'pethok' sprti kata rekan alik)
begitu rindunya kita akan sesuatu yg berguna
begitu rindunya kita akan sesuatu yg bermanfaat
haruskah GF mati prematur? hilang begitu saja, bagaikan semilir angin di puncak 'Gununge Wilis'?
mungkin Allah belum kasih IDE buat kita tentang apa yg seharusnya DIA ijinkan untuk kita perbuat, mungkin kita terlalu sibuk dengan kehidupan kita,
keluarga kita, pekerjaan kita, karir kita atau munkin telah begitu banyak hal baik yg telah kita kerjakan, telah begitu banyak amal yg kita perbuat, kita telah menghidupi anak yatim, memberi bea siswa anak terlantar, ALHAMDULILLAH YA ROBBI
mungkin itu hanya sebagian dari kita,
namun ada sebagian yg masih dalam taraf 'BELAJAR MENJADI BAIK' dimata ALLAH
(termasuk aku tentunya)
bolehlah 'aku' disebut provokator
(memang provokator >> mungkin sani berkomen setelah membaca ini)
mungkin ... sebenarnya aku salah satu orang yg penakut....
takut untuk berbuat lebih baik....
sehingga berusaha 'memprovokasi' teman2
coro menungsone golek konco'
Mbah kaji Darmo, Syeh Mbah Yo (pinjam kata2 wartawan)...
alik, kohsur yang kaya ide..
ET yang selalu simpel dan iklas...
kopok yg selalu Soro (istilah ET jenenge kon ganti HAPORASORO WILIS
dan tentunya saudaraku yang teramat kaya ide Adib 'ANTV' Ahsani..
Kapan..? Kapan...? Kapan....?
kita wujudkan kreasi GF?
aku teramat yakin... bila teman2 yg diluar Milis G45 juga akan antusias
dengan G45 FONDATION.
sekedar mengingatkan bagi aku pribadi....
zakat pendapatan kita/aku setiap tahun ...
mungkin......
bisa dikelola GF.....
Saudaraku......
tolong bila aku salah dalam menulis ini...
tolong koreksi....
tdk ada tendensi, maksut dan tujuan tertentu dari semua ini...
hanya "PERASAAN BANGGA AKU PUNYA SAUDARA2 SEPERTI KALIAN"
hanya itu tak lebih.....
G45 Kediri
Minggu, November 23, 2008
THE GOLDEN AGE
“The Golden Age” atau “Usia Masa Emas” seorang manusia ketika ia berumur 0 – 6 tahun berdasarkan UU Sisdiknas Tahun 2003 atau 0 – 8 tahun berdasarkan dunia internasional. Sungguh masa penting ini tidak dapat tergantikan lagi apabila sudah terlewati, karena masa ini disebut dengan masa mempersiapkan segenap potensi fisik, akan maupun mental yang ada pada seorang manusia dengan sebaik-baiknya dan menghargai setiap keunikan per individu dari
Dalam rangka untuk dapat memberikan hal yang terbaik bagi anak bangsa saat fase pertumbuhan seorang manusia ketika berumur 0 – 6 tahun, menjadi teramat penting bagi setiap insan yang sering kali disebut dengan “masa emas” atau “the golden age”, masa tersebut seorang anak harus dipersiapkan “wadah” yang mampu untuk menampung setiap materi, ilmu atau pemikiran dengan mumpuni baik secara jasmani, mental maupun pikirannya dengan semaksimal mungkin untuk menghadapi setiap persoalannya di masa yang akan datang dalam hidupnya kelak.
Menurut hasil penelitian neuroscience menunjukkan bahwa kehidupan intelektual bersumber dari otak manusia. Oleh karena itu bila kita mengatakan bahwa ekspresi dan bentuk prilaku merupakan cerminan dari seseorang maka perkembangan otak pada masa emas tersebut harus betul-betul diperhatikan.
Dalam sebuah penelitian, Bloom mengatakan bahwa pengembangan intelektual seorang anak sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50%, variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi sejak anak berumur 4 tahun, peningkatan mutu 30% selanjutnya terjadi masa usia 4 – 8 tahun dan sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua atau ketika usia 8 – 15 tahun. Bloom juga mengatakan bahwa umur 0 – 4 tahun merupakan masa-masa penting pertama terhadap kaya miskinnya lingkungan sekitar yang menstimulasi perkembangan intelektuak masnusia. Bahkan selbih jauh ia menjelaskan bahwa ini berpengaruh pada perkembangan IQ dengan perbandingan bahwa lingkungan dengan stimulasi yang kaya akan menambah 10 unit IQ dari pada yang miskin ketika berumur 0 – 4 tahun., kemudian sekitar 6 unit IQ ketika berumur 4 – 8 tahun.
Salah seorang ahli Carla Shaz mengatakan bahwa masa kritis pengembangan tumbuh kembang anak mencakup 5 (lima) hal, yaitu: pertama¸pengembangan penglihatan ketika berumur empat tahun pertama. Kedua, pengembangan perasan emosi sejak umur 2 (dua) bulan sampai mulai berkembang perasaan stress, kepuasan, girang dan sedih. Sedangkan perasaan iri dan empati baru berkembang pada usia 3 (tiga) tahun. Pada masa-masa ini pengasuhan yang penuh kasih sayang, pemenuhan nutrisi dan perawatan kesehatan merupakan persyaratan mutlak bagi pertumbuhan emosi anak. Dan perlu diingat bahwa pada masa ini juga setiap setiap peristiwa yang tidak mengenakkan atau traumatik akan berpengaruh pada keseimbangan emosi yang kemudian berhubungan dengan perkembangan kecerdasan dan empati. Ketiga, perkembangan kemampauan bahasa, sudah dimulai sejak dalam kandungan, ketika berumur 1 (satu) tahun sudah terbentuk “peta perseptual” untuk dapat mengetahui perbedaan suara atau fonem yang diucapkan dan perkembangan ini ditentukan dengan seberapa banyak anak diajak bicara atau mendengarkan. Keempat, kemampuan gerak anak, masa kritis pengembangan gerakan berlangsung sejak lahir sampai umur 2 tahun, sedangkan masa perkembangan motorik kasar berlangsung hingga berumur 4 tahun. Kelima, perkembangan kemampuan musik, masa kritis pengembangan musik ketika berumur 3 s.d. 10 tahun, hasil penelitian Mozart membuktikan bahwa rangsangan musik sejak dini akan membina pengembangan di bidang visiospatial, matematika dan logika.
Dari beberapa penelitian para ahli ini sudah dapat diketahui betapa pentingnya PAUD bagi setiap orang yang dilahirkan di muka bumi ini, padahal masih banyak penelitian-penelitian para ahli lainnya baik dari sisi gizi, psikologi, dan lain sebagainya yang belum disosialisasikan. Semuanya semakin terlihat ketika diketahui bahwa ternyata HDI Indonesia masih dibawah negara-negara lain yang sudah berhasil dengan lebih baik memberikan layanan PAUD.
DARI KOSASIH/JUGA GURU
Rabu, November 05, 2008
G45 Foundation
sebuah pertanyaan dari benak saudara kita pak guru iroel, 'akan kemana gas'92 pasca reuni??' telah menggelitik, mengetuk dan memicu relung qolbu untuk berbuat sesuatu menjadi bagian dari sebuah gerakan yang akan memberikan 'kelebihan' yang kita punyai kepada sesama khususnya di sekitar kita. sebuah ide yang brilian di tengah carut marutnya masyarakat kita yang rasa kepedulianya mulai terkikis habis oleh arus 'gombalisasi' ternyata dari komunitas GAS'92 masih peduli dengan lingkunganya.
selasa 4 nopember 2008 bersamaan dengan pemilihan gubernur jawa timur putaran ke-2 dan pemilihan presiden di amerika serikat beberapa anggota GAS'92 yang tergabung dalam fleximilis G45 sepakat untuk membentuk G45 Foundation. sebuah nama yang di adopsi dari sampoerna foundation mencoba untuk menyamakan visi dan misi serta menyelaraskan langkah sesama anggota GAS'92 dalam berbuat kebaikan khususnya di bidang sosial.
G45 Foundation nantinya akan menggalang dana baik dari internal maupun eksternal dan akan kita kelola dan dikembangkan untuk kaum dhu'afa baik berupa beasiswa ataupun bantuanya lainya.
G45 Foundation masih berupa embrio, ide, masukan, kritik, dan saran sangat-sangat kita butuhkan dari rekans semua. semoga saja mimpi dan niat ini bisa terwujud...amiin yaaa robbal'alamiiin.
mbahyo
Senin, November 03, 2008
AKan keMANa GAS92 PAscA REUNI ???
seperti kata mbah yo
semua telah kembali ke habitatnya
untuk melaksanakan pengabdian di bidangnya masing2
sebuah pertanyaan mengelitik tiba2 ada dalam benak
Cukup beginikah GAS92?
hanya untuk inikah semua pengorbanan materiil dan tenaga serta wktu
yang telah kita keluarkan sama2?
tidk adakah sebuah output yang dapat kita hasilkan/lanjutkan
dari sekedar pertemuan aku logo pethuk kowe
bukan berarti mengecilkan arti dan hasil reuni
akan tetapi seharusnya reuni dapat dijadikan tonggak awal
awal dari sesuatu yang dapat bermanfaat khususnya bagi silaturahmi
keluarga GAS92
ataupun dapat bermanfaat bagi sesama
sesuatu yang dapat bermanfaat tentunya dapat kita pikirkan bersama
meski tidak harus dalam waktu dekat
namun seharusnya kita manfaatkan momentum ini
agar tidak terlalu lama yang pada akhirnya
hilang....
GAS92 kumpulan orang pilihan (menurut kacamata Kyai IPUD)
memang di MILISgas92 telah ada usul menyelenggarakan ARISAN
secara pribadi setuju!!!!!!
mungkin dapat dijadikan embrio untuk sesuatu yang lebih besar
sesuatu yang lebih bermanfaat
dari sekedar arisan 50 atau 100 ribu
siapa tahu suatu saat berubah jadi ARISAN HAJI!!!
atau mungkin mbah yo kan mendirikan sebuah kerajaan bisnis?
bisa juga berbisnis "sarang burung"
toh Hapsoro siap jadi GM nya
apapun bentuk kreasi dari sesuatu itu
yang jelas mari gunakan dan manfaatkan momentum ini
paling tidak mempererat silaturahmi,
syukur2 dapat meningkatkan iman dan taqwa
Alhamdulillah kalau dapat menjadi bekal kita
untuk Pulang Ke Kampung Akherat..
Sebenar-benarnya tempat kita pulang...
akhirnya saudaraku..
mari kita pikirkan bersama..
kita kreasi bersama..
semoga bermanfaat untuk kita bersama
lebih2 untuk sesama...
GAS KEDIRI
Selasa, Oktober 21, 2008
saatnya...
silaturahim sudah ditunaikan
reuni 'aku lego pethuk kowe' sudah lewat
kampung halaman yang penuh kenangan sudah ditinggalkan
saatnya...
kembali ke habitatnya
kembali ke profesinya
kembali untuk meraih prestasi
kembali mewarnai bangsa dan negeri
sebagai wujud pengabdian kepada Ilahi Robbul 'Izati
kawan...
selamat bekerja
sampai ketemu di lain kesempatan...Insya Allah
mbah yo widodo
Rabu, Oktober 15, 2008
LeGHo tENan
Selasa, Oktober 14, 2008
akhirnya...lego pethuk kowe
akhirnya...lego pethuk kowe
alhamdulillah...berkat sinergi dan semangat kebersamaan teman-2 GAS'92 acara aku lego pethuk kowe bisa terlaksana walaupun belum memenuhi harapan kita semua. yang punya uang menyumbangkan uangnya, yg punya sound system, terop, dll menyumbangkan semua yg diperlukan, yg punya sablon membantu untuk membuat spanduk, kaos dsb, yg punya bakat provokator memprovokasi dan memberi semangat, dan sebagainya.
akhirnya...lego pethuk kowe
alhamdulillah...berkat keikhlasan dan semangat berkorban teman-2 GAS'92 acara aku lego pethuk kowe bisa terlaksana. dengan penuh keikhlasan teman-2 menyempatkan diri untuk hadir dalam acara tersebut. untuk panitia salut atas kerja keras dan ikhlasnya serta berkorban baik tenaga maupun waktu untuk suksesnya acara tersebut.
akhirnya...lego pethuk kowe
atas nama panitia kami menghaturkan ucapan terimakasih kepada
- Kepala Sekolah SMU N I Geger atas fasilitas tempatnya
- Bapak dan Ibu Guru baik yg hadir maupun yg tidak bisa hadir
- ET sound system
- Radja sablon
- KopoK Organizer
- Teman-2 semua baik yg hadir maupun yg tidak hadir
- Semua pihak yg tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu acara tersebut
akhirnya semoga silaturrahim 'Aku Lego Pethuk Kowe' bisa meningkatkan ikatan persaudaraan kita. sampai ketemu tahun depan dalam acara SWEET SEVENTEEN GAS'92 di Hotel Merdeka Madiun (rencananya) atau REUNI 30 TAHUN SMA UTERAN/GEGER (kalo ada)
a/n panitia
anggota GAS'92 cabang gresik
Minggu, Oktober 12, 2008
wis lego, pethuk kowe
4 oktober 2008 telah lewat
matur suwun konco-konco
meski belum genap anggota gas 92 berkumpul
paling tidak sudah sah jika dikatakan sebuah reuni
lebih dari 60 persen teman-teman kita telah berkumpul
melepas rindu setelah 16 tahun tidak ada acara seresmi itu
antusias kegembiraan tidak hanya datang dari teman-temen gas
berbagai komentar manis juga terdengar dari bapak ibu guru yang hadir
salut, kompak dan berhasil... itulah intinya
bukan hanya untuk acara reuni
tapi untuk keberhasilan gas 92
satu tahun kedepan
tepat 30 tahun sma geger
ada niatan untuk menjadikan momentum itu
sebagai ajang reuni keluarga besar sma geger
jika niatan itu akan diwujudkan..
monggo senyampang masih dini
dipersiapkan segalanya
aku lego pethuk kowe...
semakin sering pethuk, semakin lego...
salut untuk semua...
-anggota gas cabang cirebon-
Jumat, September 05, 2008
Silaturrahim...perpanjang umur perbanyak rizki
sambunglah tali persaudaraan...perpanjang umur perbanyak rizki
bapak dan ibu guru yang kami cintai dan banggakan serta kawan-2 semua kita ingin sekali bertemu walaupun mungkin hanya beberapa jam saja....semoga acara AKU LEGO PETHUK KOWE bisa memberikan obat rindu yang terpendam didalam hati-2 kami...dan semoga memberikan manfaat bagi kita semua...amiin
mbahyo
Kamis, September 04, 2008
mbok bilih wonten legone manah soho longgaripun wekdal, poro sederek kawulo aturi rawuh mbenjang ing dinten 7 pekenan 5 lenggahipun wonten dinten SABTU KLIWON wuku Kuruwelut suryo kaping 3 wulan Syawal 1429 Hijriyah kaleres kalih tanggal 4 Oktober 2008 amanggen dateng KAMPUS SEKELIP, Pramilo puniko sederek sedoyo kaparengo sami angrawuhi pasugatan puniko kanti hiburan ELEKTON engkang bade karawuhan poro wirosworo engkang sampun kawentar ing bumi nuswantoro kadoso mas bagus hari bebek, nimas roro wilis, pasugatan puniko kabiantu dining sponsor FLEXI, TELKOMSEL lan bade kawentar siaran langsung sakin TV Nasional inggih puniko ANng TV,
cekap semanten atur kawulo mbok bilih wonten tindak tanduk kawulo ingkang mboten nresepi wonten manah sederek sedoyo kawulo hamung ngaturaken sedoyo kalepatan
nuwun
rilis hasil urunan :
1. Darmawan,MM Bos Telkomsel Rp. 400.000,- (*)
2. Ir. Mbah Yo Bos Pleki Rp. 500.000, (*)
3. Ir. Mukti Al Mansyur Bos Permen Rp. 150.000,-
4. KHoirul Anwar, S.Pd, Guru IIIa Rp.. 400.000,- (**)
5. Hariawan Alik Iki yo Bos Rp. 500.000,-
6. Kothor iki mbuh bos mbuh ora Rp. 300.000,-
7. Norman pincuk Bos Gulo Rp. 300.000,- (*)
8. dr. erna Dokter Rp. 300.000,- (*)
9. ET Bos Terop Rp. 250.000,- (Terop, kursi, panggung, Sound System Harga seper sepuluh!! hidup ET)
10. Ahsani Wartawan Rp. 300.000,- (*)
11. dll durung weruh
tanda (*) sanggup dan berjanji tambah
tanda (**) wis gak kuat nambah
deitunggu transferan berikutnya bebek, heru boy, chong, dan yang berjanji nambah ingatlah saudara2 JANJI ADALAH HUTANG!!!!!!!!
iki nek enek sing tersinggung gak oleh nesu karo panitia, nek nesu neng KHOIRUL ANWAR,S.Pd (M.Pd. ne jik 2 tahun maneh Nek sido)
aku iklas di nesoni pokok e podo iso teko reuni
khoirul wong mediun sing nang kediri
Rabu, September 03, 2008
sugeng nglampahi siam...
pak lik, bulik, sedoyo ke mawon..
meniko kulo sakulowargo
nyonya kulo, kaparingan asmo nur sa'adah
putro kakung kaparingan asmo faiq resha ahsani (3 tahun 11 bulan)
ingkang putri, kaparingan asmo aqila imtiyaza ahsani (1 tahun 7 bulan)
alhamdulilah, dumugi sameniko, kulo sakulowargo tansah pinaringan hidayah, keraharjan soho tansah pinayungan rahmatipun Alloh SWT.
kanthi puniko, kulo sakulowargo ngaturaken 'SUGENG NGLAMPAHI JEJIBAHAN SIAM ING WULAN ROMADHON'
cekap semanten
adieb kang mbahurekso jalur pantura
Selasa, September 02, 2008
Jumat, Agustus 29, 2008
REUNI UNTUK KENANGAN SMA
tapi beruntunglah, beberapa rumah teman bisa dijadikan paddock (jujugan) saat pulang. hapsoro "kopok" maupun trimawan "trimo" selama ini selalu menjadi paddock bagi teman-teman.
setelah 16 tahun, dan atas prakarsa (bahasa iklan) fleximillist, akhirnya beberapa teman bersepakat bisa menelurkan ide 'AKU LEGO PETHUK KOWE'. beberapa persiapan kecil sudah dilakukan teman-teman yang berdomisili di madiun. sementara teman-teman lain yang berjauhan mengamini dengan semangat.
mengambil tempat 'back to school' diharapkan kenangan-kenangan lama saat abu-abu putih masih melekat, bisa muncul kembali. bagaimana kenangan berlari agar gerbang tidak dittutup, atau meloncat pagar agar bisa merasakan pedasnya heci sambel kacang mbak kat, atau merasakan nikmatnya kepulan asap rokok.
usia boleh bertambah, namun semangat hidup tetaplah seperti saat sma
selamat dating mengenang kembali masa sma, saat reuni tiba
-san-
Kamis, Agustus 21, 2008
Rabu, Agustus 20, 2008
Reuni...berawal dari FLEXIMILIS
Selasa, Agustus 19, 2008
Foto anggota GAS92
Sabtu, Agustus 16, 2008
CEDAK KARO KONCO
gagasan reuni AKU LEGO PETHUK KOWE adalah gagasan yang brilian, untuk mengumpulkan anggota gas yang sekarang tercecer di seluruh penjuru nusantara.
dengan digelarnya perhelatan akbar (bagi intern gas) diharapkan bisa mempererat persudaraan yang hingga sekarang belum pernah putus. meskipun belum semuanya saling bersilaturahmi.
kepada panitia, diucapkan kata salut, atas gagasan reuni. mungkin menyangsikan apakah bisa terwujud? mari dengan itikad baik, kita singkirkan kesangsian itu.
saat keluarga jauh, temanlah yang mendekat
saat teman jauh, kita lah yang mendekat.
saat kita dekat, mari kita mempererat.
HIDUP PERSIB!
member gas
Jumat, Agustus 15, 2008
aku legooo...pethuk kowe
iku thema sing di usung nang acara reuni suk oktober sing disepakati
tentunya cocok karo kondisi dulur-dulur kabeh sing wis 16 tahun gak pernah kumpul-kumpul
yooo mugo-mugo reuni suk oktober isok kelakon sesuai rencono
wis yoooo...ojo lali 4 okt 08, aku legooo...pethuk kowe
mbah yo
Kamis, Juli 17, 2008
reuni yuuukkk...
dulurs...ojo lali yoooo tgl 4 okt 08 Insya Allah reuni gas nang sekolahan. usahakno yooo teko ben panitia sing wis pontang panting wira wiri ngalor ngidul ngetan ngulon gak kuciwo lan sing penting sumbangan danane ojok lali...iki lho nomer rekeninge nek pengen setor dana
- BCA : 177 118 6331 a.n. HAPSORO WILIS
- MANDIRI : 144-00-0668777-3 a.n KHOIRUL ANWAR
wis yooo ojo lali lhooo...
Wassalam